Selasa, 03 Agustus 2010

”Hanya ingin berbagi...”


Malam ini aku seolah2 sedang berada di ruangan 3x4 meter di salah satu ruang rumah sakit. Aku menemui seorang dokter ahli kejiwaan atau lebih tepatnya ”psikiater” untuk berkonsultasi. Layaknya seorang pasien yang akan memeriksakan kesehatannya, aku duduk tepat di hadapan beliau.

”Apa keluhan mu wan”. sang dokter langsung ke inti masalah. Sepertinya dia tak ingin berbasa-basi. Aku sempat binggung, secara garis besar aku tak punya masalah psikis, lalu kenapa aku berada di sini ?.

”Sebenarnya bukan keluhan Dok, aku hanya ingin bercerita tentang mimpi ku yang slalu mengahantui dalam beberapa hari ini, boleh kah..?. aku sedikit ragu. Dokter itu sedikit tersenyum kecil.

”Hmm, Silakan wan, aku ini teman mu, kau boleh cerita apa saja kepadaku, Kau percaya aku kan.?”. dokter itu menyentuh pundakku untuk meyakinkan aku kembali. Aku mengangguk..,

”Ya dok, aku percaya, makanya aku ingin bercerita kepadamu.”. sang dokter tersenyum. Lalu aku mulai bercerita tentang mimpi ku kepada sang dokter yang aku percaya dapat memberikan solusi terbaik kepadaku.
***

Sudah beberapa hari ini aku terus bermimpi tentang suatu ruangan berukuran 1,5x2 meter.., Ya.., aku merasa menjadi pemilik tempat itu. Di dalamnya terdapat satu buah etalase kecil berukuran 1,5meter, sebuah meja kecil yang diatasnya komputer kesayanganku plus satu buah printer, fram2 mungil nan cantik berisi ”Miniatur Drum” kreasi ku, dan beberapa pelanggan yang sedang melihat2 atau pun mengorder barang hasil kerajinan ku. Senyumku ”Sumringah”, rasanya puas sekali hati ku. Inilah keinginan ku selama ini.

Namun tiba2, datang dua orang Pol. PP menghantam emosi ku. Salah satunya menanyakan ”Mana Surat Izin Usaha mu..?”. aku syock.!! Aku tak punya surat izin itu. ”apa yang harus aku lakukan ?”. aku emosi, dan mencaci maki mereka berdua. ”Aku ini orang susah!! modalku juga tak seberapa! jadi aku tak punya surat itu Boss!!”. dengan nada yang lantang. Semua pelanggan ku kabur di buatnya.

Salah satu Pol. PP langsung menendang etalase menghancurkan semua isi di dalamnya. Kaca2 berterbangan tak tentu arah. ”Toko mu kami tutup..!! karna tak memiliki izin!!”. kata Pol PP itu. Melihat tingkah laku mereka aku bertambah marah. Ku ambil salah satu tongkat yang sering aku gunakan untuk menopang tubuh ku ketika berjalan dan ku hantam kan di kedua kepala mereka. ”Mampus kau anjing!!”. mataku merah menyala. Darah segar memuncrat seperti sperma dari batang penis. Menempel ke dinding ada juga yang jatuh ke tanah. Lalu aku terbangun dari alam itu dengan kringat membasahi baju sampai ke celana dalam ku.

”Hmmm, menarik sekali mimpi mu itu wan”. kata sang dokter sambil tersenyum. Lalu sang dokter mengambil selembar kertas dan sebuah pena. Beliau memintaku untuk menggambarkan apa saja yang ada di otak ku saat ini.
Aku sempat berfikir dan pelan2 menggambarkan sebuah sketsa. Ya, sketsa Kios mini ku yang ada di dalam mimpi itu. Dan dokter pun kembali tertawa kecil.

”Hehehe, seberapa besar keinginanmu untuk membuka kios itu wan ?”. pertanyaan itu sedikit mengusik naluri ku.

”Besar sekali dok, tapi apa hendak di kata Ibu ku tak memiliki banyak modal lagi untuk mendukung usahaku itu”. aku lemas ketika harus membicarkan tentang ibu ku.

”Apakah penyakit ku ini berbahaya dok ?”. aku kembali bertanya.

”Tentu saja tidak wan, kau hanya butuh dorongan saja. Ini bukan masalah penyakit, tapi masalah keinginan”. ”100 % kamu sehat wan, keinginan itu yang membuat kamu tetap hidup, terus lah seperti itu sampai tubuhmu tak bisa lagi mengejarnya. Tak perlu tergesah2, pelan2 saja, suatu saat nanti keinginanmu itu akan terwujud jika kau tetap fokus akan apa yang kau kejar”. nasehat sang dokter membuat smangatku muncul kembali.

”Sekarang berbaringlah di tempat tidur itu, buatlah dirimu senyaman mungkin. Jika kau ingin tidur, tidur saja tak apa tak ada yang melarang mu”. dokter merujuk ku kesalah satu tempat tidur pasien itu.

”Buat dirimu senyaman mungkin, jika kau ingin tidur, tidurlah.”. kata2 itu membuai aku dalam dekapan malam. Lama2 mata ku mulai mengantuk, sepi, sunyi, dan akhirnya aku pun terlelap diatas ranjang pasien itu.
***

Aku seakan kembali ke dalam mimpi yang kemarin. Namun kali ini berbeda. Di atas tembok dekat jam dinding terpampang jelas Surat Izin Usaha ku. Entah dari mana aku mendapatkannya. Para pelanggan mengerubungi kios miniku itu. Aku seolah kewalahan melayaninya. ”aku tersenyum puas”. Dan tiba2 keadaannya kembali sunyi. Semua pelanggan ku diam dengan posisi mereka masing2.  Aku kaget ”ada apa ini ?”.
Perlahan sosok manusia seakan terbang mendatangi ku. Aku tak bisa bicara. Mulut ku kaku tak bisa aku gerak kan. Matanya bersinar seperti rembulan berwarna biru. Senyumnya polos seperti bayi yang baru beberapa hari di lahirkan.

”Lakukanlah apa yang mungkin bisa kamu lakukan, untuk yang tak mungkin bisa kamu lakukan, serahkan kepada Tuhan, Dia yang akan melakukannya untukmu, Percayalah”. Aku seakan tertarik kedalam matanya. Persis seperti di dalam dimensi waktu. Untuk beberapa saat aku terus terjebak di dalam lingkaran berwana yang tak bisa aku lukiskan. Lalu..

Duusssshhhh!!!. Aku terbangun dari mimpi itu. Pelan2 kembali menyegarkan ingatan ku. Mata ku menerawang ke sekeliling ruangan itu. ”akhh, ternyata aku berada di dalam kamar.

Aku tumpahkan air mineral kedalam cangkir dan menenggaknya. Ingatan ku mulai menerka2, ”Apa yang sebenarnya sendang terjadi ?”. ”Ahhkk aku tak ingat, ”Apa maksud ucapan seseorang di dalam mimpi ku itu?” ya kata2 itu seperti sebuah ”Sugesti” yang harus aku ikuti.

”Lakukanlah apa yang mungkin bisa kamu lakukan, untuk yang tak mungkin bisa kamu lakukan, serahkan kepada Tuhan, Dia yang akan Melakukan-Nya untukmu, Percayalah”.

”Akhh, terserahlah, apa pun itu, akan menjadi sebuah semangat baru untukku.”. Dan aku kembali melanjutkan kegiatan ku seperti biasa, Merakit sebuah ”Miniatur Drum” untuk aku antarkan ke toko kerajian seni di daerah ku. ”Hmmm, kapan aku bisa mempunyai Kios mini sendiri?”. Ya,Satu lagi pertanyaan yang tak bisa aku jawab. ”Entalah.”
_End_

****

Dunia 4x6 meter
Iwansteep
200510

3 komentar:

  1. BEnar juga yaa, kita seringkali lupa kalau Tuhan itu maha melihat, bukan sj untuk melihat hal2 tdk baik yg kita lakukan tp Dia melihat kita setiap waktu maka minta tolonglah kepadanya :)

    BalasHapus
  2. ini adalah mimpi terbesar saya waktu itu.
    tapi sering kali kita melupakan atas membelokkan mimpi kita sehingga terjadi mimpi yang lainnya.
    Tx sudah mampir sister..

    BalasHapus
  3. boleh juga nih ceritanya sob ..
    memang kita harus berjuang untuk bisa mewujudkan keinginan kita,,

    semangat nulis lagi sob :)

    masih banyak tempat untuk menulis di blog ini..:)

    BalasHapus