Sabtu, 27 Maret 2010

Multiple Sklerosis 2.0

Ma, aku mau sembuh...!!
• Iwansteep

Tak terasa waktu berjalan, ternyata sudah tiga tahun aku menjalani hidup seperti ini. Berbagi nafas dan tubuh bersama dengan Dia yang terus bercokol di selah2 sumsum tulang belakangku. 

Tadinya aku berfikir bisa lebih cepat mati ketika Dia menghacurkan sistem kekebalan tubuhku dan memporak-porandakan sel2 otak kecil ku. Tapi ternyata aku salah, Dia lebih memilih menonaktifkan sebagian dari sendi2 penghubung antara ruas2 tulang punggungku sampai ke ujung jari kaki ku sehingga menyebabkan aku lumpuh dan tak dapat berjalan dengan sempurna. 

Dia sangat kejam!!. tanpa belas kasih. Dia hancurkan semua impianku, cita2ku, mimpi2ku, sampai kebebasanku untuk menikmati hidup. Tak banyak yang dapat aku lakukan saat itu. Seperti juga para dokter atau terapis yang pernah aku datangi. Semuanya hanya berakhir dengan mengucapkan kata ”SABARRRRRR!!!!”. Muak aku mendengarnya sampai2 hampir muntah seperti menelan mentah2 ”Antawali” yang pahitnya seperti racun tikus atau obat nyamuk bakar. Tapi bukan itu saja, dia juga yang menyebabkan aku harus menjalani hidup dengan memaki takdirku sendiri. Atau Memutuskan untuk tak lagi mendatangi Tuhan. Ya, aku benci Tuhan saat itu juga karna di nilai tak adil untuk ku. Dan Dia adalah Virus yang telah terkontaminasi ke dalam aliran sel darahku yang bernama ”Multiple Sklerosis” (MS). Yang konon katanya sampai saat ini di nilai langka dan belum di ketahui apa penawarnya.

Namun cerita sedih itu belum berakhir, tiap jengkal nafas yang aku hembuskan terasa sangat mencabik2 kerongkonganku ketika aku melihat canda-tawa kaum remaja-baya gontai-lunglai-tegak-berdiri diperempatan jalan, hilir-mudik-mundar-mandir seakan mengejekku yang duduk manis di atas kursi roda atau ketika aku sedang mencengkram tongkat Nabi Musa sambil mengisap cerutu kalbu. ”ahh, Bangsat kalian!!”. kata naluriku bersimbah air mata. Tak ada yang tau rasa sakit itu, hanya aku dan virus sialan itu. Lalu.. apa yang terjadi dengan orang2 yang pernah mengenal dirimu ?. atau paling tidak orang yang pernah menyatakan ”aku cinta dan perduli kepada kau”. ahh.. tak usah kau tanya kan soal itu, Bedebah para mereka!!, ketika aku tak dapat lagi berbagi canda bersama mereka, saat itu juga aku di lupakan bahkan di bumi hanguskan dari ingatan mereka. Malangnya nasib ku!!. 

Kau harus tau kawan,Tiga tahun bukanlah waktu yang sebentar. Jika saja dalam hitungan jam ada 60 menit, dalam satu menit 60detik, 60 detik dapat menghasilkan 60 sekon dan 60 sekon bisa di bagi lagi menjadi 60 nano sekon. Jadi jika semua di akumulasikan ada 14 Triliyun nano sekon yang ku lewati dengan mengutuk semua masa lalu ku. Lalu.. tiba2 datang seseorang yang mengaku malaikat menyambung langkah kaki ku yang terputus. Dia menawarkan obat penghilang rasa sakit itu untuk ku dan Menjanjikan kedamaian jiwa kepadaku. Benar saja, tadinya aku berharap besar kepadanya untuk melakukan semua yang telah dia janjikan kepadaku. Tapi!! lambat laun semuanya berangsur2 berubah. Cinta dan kasih sayang yang telah dia berikan kepadaku di minta paksa untuk minta di kembalikan. Saat itu juga aku sadar tak ada yang abadi di dunia ini. Tak ada yang mau mengikat janji setia kepadaku. Apalagi untuk hidup bersama dengan orang cacat seperti diriku. ”Ohh.. kejamnya dirimu wahai ”wanita sempurna!!”. Tega kau buat aku menderita seperti ini, apakah kau tak takut akan karma yang telah kau lakukan kepadaku. Lihat aku!!. hanya orang cacat yang mencoba untuk mendaur ulang kembali. Seharusnya dari dulu kau tak perlu meyakinkan aku bahwa kamu adalah tulang rusuk ku yang terbuang. Jika ujung2nya hanya pelampiasan rasa Iba mu saja. Tho sebelum malaikat itu mendatangi kita aku sudah pernah berkata kepadamu ”aku tak butuh rasa kasihan mu”. Tapi, Aku kira kau berbeda dengan wanita yang lainnya. Sehingga mau menerima orang cacat seperti aku. Dan bodohnya,seharusnya aku sudah tau akhir dari kisah ini dari awal. Namun, apa yang kau lakukan itu benar adanya. Semua orang ingin yang terbaik bagi dirinya. Atau setidaknya tak ingin hidup dalam kesusahan. Dan kau benar, aku tak bisa menjanjikan sorga yang indah kepadamu. Terlebih lagi karna ke-cacatanku ini. Semoga kau bisa menemukan kebahagiaanmu itu dan bisa merajut benang emas untuk masa depan mu yang cemerlang. Terima kasih untuk rasa sakit yang kau berikan ini. Tanpa rasa ini mungkin aku tak pernah berfikir untuk melawan takdir ku sendiri.

Tapi sudahlah mulutku sudah kaku untuk memaki. Bagi ku semua ini hanya masa lalu ku yang kelam. Walau kejadiannya baru saja kemarin malam. Dan ketika waktu menginjak angka 00.00 semuanya harus berubah. Aku tak ingin lagi menderita seperti ini. Aku harus segera sembuh dari penyakit ini dan mengejar ketertinggalan ku. Cukup sudah semua air mata yang telah tumpah dikedua belah pipi ku selama tiga tahun terakhir ini. Atau semua makian2 yang pernah terlontar dari mulutku yang kotor. Biar.. biarkan semuanya berlalu!!

Semoga Tuhan mengampuni dosa2ku. Biar pun 14 ribu dokter menyatakan ”Kau takan pernah sembuh!!”. Tapi aku masih punya pilhan. Ya, berserah diri kepada Tuhan dan menjalani Oprasi pengambilan sumsum tulang belakang. Walau dokter menyatakan tingkat keberhasilannya hanya 5% saja. Tapi aku harus ambil semua resiko itu. Tak ada yang tau jika belum di coba. Jadi~

”Ma, berikan doa restu mu padaku. Kita tak punya banyak pilihan. Jika pun aku mati, tho ini seharusnya sudah dari dulu terjadi. Jadi aku butuh doamu Ma, aku tak ingin terus tersiksa seperti ini, rasa sakitnya terus menderu di sela2 tulang belulang ku, di tambah lagi rasa sakit yang telah mereka lakukan kepadaku. Kelak jika aku sembuh nanti.. akan ku balas semua yang telah mereka lakukan kepadaku. Aku janji itu Ma!!”. Aku janji!!. Mata ku mulai berair. Dendam itu berubah menjadi semangat. Semangat untuk menjadi yang lebih baik. Apakah itu dosa ?

”Kau benar Nak, kau harus sembuh dari derita ini. Mama rela menghabiskan semua sisa umur mama hanya untuk membayar hutang pasca oprasi nanti. Yang penting kau harus bisa berlari lagi untuk mengejar semua impianmu yang sempat tertunda!!. Mama pastikan itu terjadi untuk mu. Mama ridho dunia akhirat.”. kata beliau dengan terbata2.

Aku tak kuat mendengar kata terakhirnya, ”Ridho dunia akhirat”. dan memaksa aku harus menangis. Ada rasa sakit melebihi rasa apa pun di dalam hatiku. Bahkan serangan virus itu belum ada apa2nya di bandingkan dengan rasa itu. Benar2 menusuk jantungku dan menguras semua tenagaku. Tangis ku meledak!! meraung2 dalam pelukannya. Pikiranku kosong, yang ada hanya kedamaian, kesejukan dan ketentraman jiwa. Mungkin Ini lah rasanya kasih sayang dari seorang Ibu untuk anaknya. ”ahh, kalian takkan pernah mengerti kawan, karna kau tak pernah merasakan seperti apa yang aku rasakan, percayalah.. rasanya begitu mencabik!!”. dan Aku masih saja menangis dalam pelukan Ibu ku berharap bisa mati di sana. 

_END_

***
Ku dedikasikan catatan ini kepada :
- Ibu ku tercinta...
”Terima kasih Ma, telah melahirkan aku melalui rahim mu”

- Para Sahabat yang pernah mengurai canda-tawa....
”Aku masih di sini wahai Saudaraku, masih lumpuh dan menunggu Itikat baik dari mu”

- Wanita Sempurna..
”Semoga kau temukan seseorang yang dapat menopangmu ketika rapuh atau setidaknya menyediakan pundaknya ketika kau ingin menangis, dan ku pasti kan itu bukanlah Aku Maaf sayang....”


Dunia 4x6 Meter
25Mar2010
Iwansteep

Tidak ada komentar:

Posting Komentar