Minggu, 26 Juli 2009

Sajak-sajak Indah dari seorang Pujangga



“Sang Pemaki Kebodohan”

Dalam setiap tetes keringatmu,
Pelu’ slalu hadir menguji kesabaranmu.
Mencibir setiap hasrat dan jiwamu
Dan membuatmu semakin kuat dari hari- kehari..

Kapur dan penghapus adalah teman setiamu
mencurahkan segala isi hatimu..
Buku dan kerutan di dahimu
Adalah lambang ketegasanmu..

Kau adalah lambang eksistensi
Dari dunia yang semakin menghujam…
Menjadikan dunia kebodohan layak untuk
Di tinggal mati..!!

Kau lah patriot yang tak
berlambang jasa di punggungmu..
Petunjuk mata angin untuk
Orang-orang yang tersesat..

Walau gaji yang kau peroleh
Tak sebanding dengan keringat
Yang kau keluarkan.., tapi itulah
dirimu, yang selalu mempertaruhkan
Kesejahteraanmu, hanya untuk segudang
Ilmu, yang harus kau tananmkan di otakku..

Guru, Kaulah cahaya yang selalu menerangi
setiap langkah kaki ku..
yang menjadikan aku tau dunia ini
begitu luas..

Terima kasih guru..,
Aku, Tono, Joko dan susi akan
selalu ingat padamu..
Nasehat dan Ilmu yang kau ajarkan akan,
Selalu ku ingat sepanjang masa..

Teruslah memaki kebodohan guru..!!
Agar dunia ini benar-benar layak untuk di tempati..
Terima kasih guru, salam cinta dan kasih ku
Untuk mu… Joya…!!




“Sugesti”

Aku rindu kamu ketika sosok itu
berlenggang di hadapanku..
senyumnya merekah seperti senyummu..
manis dan mengagumkan..
menghujam sisi lain dari ke laki-laki’an ku..

Aku rindu kamu saat suaranya
terdengar samar di telinggaku..
lembut dan renyah menggelitik
gendang telinggaku..

Aku semakin terpuruk ketika
wajahnya menyerupai dirimu walau
hanya dalam imajinasiku..
tapi, sayangnya itu kamu..!!

bahkan parahnya.. ada tangan yang kekar
sedang merangkul tubuh indahmu..

oh Tuhan.., dimana dirinya yang
dulu pernah temani aku memaki hari..!!

Ada yang hancur tepat di dada ini
ketika ia tinggalkan aku dulu..

tapi tak apalah..,
mungkin ini hanya masa transisi
sebelum dirinya hadir..
yang pasti hari ini aku merindukan kamu…




“Minor Prahara”

Halo..!! engaku gadis muda yang ambisi!!
Apa kabarmu sekarang??

Apakah materi mengajarkan sesuatu padamu..
Seperti cinta dan kebebasan?

Berhentilah bohongi dirimu!!
Kau sudah miliki semuanya!!

Kini cuci dan bersihkanlah tubuhmu,
Lalu lenyapkan semua dari pikiranmu
Agar kau terhindar dari jerat nafsu dunia

Cukup sudah masa berkabungmu!!
Jangan ulangi akal yang mengatur hatimu

Lupakan!! lupakan!
Derah derita yang sentimentil itu
Mengeluh di muka umum tambah
Membuat aku muak melihat tubuh indahmu.

Sudah cukup!!
Ayo lupakan kepopuleran di layar kaca itu
Agar tak tambah menjeratmu dari rasa
Hina dan Hukum

Cukup!!
Gantilah bajumu lalu berbaringlah sejenak
Lupakan ego yang menguasai hatimu

Tidur!! tidurlah gadis mudaku yang ambisius
Esok langkahmu masih panjang terbentang




“Hati yang menyatu”

Ketika sorot matamu menghujam jantungku..
Ada satu ruang kosong dalam hatiku
Harus kau miliki

Ruang itu memang sempit
Tapi itu khusus untuk mu

Percayalah itu Cinta yang tulus
Ku persembahkan untuk mu!!

Aku tak pandai merayu,
Juga tak pandai berdusta
Ini jujur dari hatiku

Jika kau bersedia,
Izinkan aku merobek hatimu
Dan akan ku pasang di sebelahnya
hatiku

Tak perlu memaksa
Kita bisa lakukan itu dengan perlahan..
Asal kau mengizinkannya
Boleh kah Cinta??




“Sebentar lagi dan Tak kan Lama Lagi”

Sebentar lagi dan tak kan lama lagi
Biar saja aku menunggu

Sebentar lagi dan tak kan lama lagi
Ku biarkan dia menemui ku

Sebentar lagi dan tak kan lama lagi
Aku sudah merasakannya

Sebentar lagi dan tak kan lama lagi
Dia akan memeluk ku

Sebentar lagi dan tak kan lama lagi
Aku akan bertemu dengannya,
Melepaskan semua rasa dan menyatu
Dengan rasa

Sebentar lagi dan tak kan lama lagi
Ku lupakan semua derita

Sebentar lagi dan tak kan lama lagi
Multiple Sclerosis menderu dalam nafasku

Sebentar lagi dan tak kan lama lagi
Selamat tinggal Dunia




“Ortopedi Cinta”

Belah dada ini jika kau mau
Ambil jantungnya jika kau butuh!!
Tapi ingat..!! jangan kau copot hatiku,
Sebab itulah yang tersisa untuk merasakan
Cinta padamu

Benturkan saja kepalaku!!
Ambil saja otakku
Tapi Ingat!! Jangan kau
Otak-atik memory ku
Sebab aku tak mau bayangan mu
Hilang dari Imajinasiku!!

Kau boleh patahkan kedua kaki ku!!
Ambil saja kedua tanganku
Tapi, sisakan sebidang dadaku untuk
merasakan dekap tubuh hangatmu

Lakukan apa yang kau mau pada diriku
tapi berjanjilah jangan pernah tinggalkan aku
sebab,aku benar-benar mencintaimu
mengertikan??




“Candu Kerinduan”

Bumi terus memaki kebodohan
Dalam serpihan malam
Ada bulan dan bintang menjadi saksi
Pergumulan ini

Tapak-tapak kaki tetua malam
Menerjang kebisuan hati

“apa gerangan dia di sana?”

Rindu ini masih berselaput didalm hati,
Entah kapan harus cumbui angan
Malam tak dapat lagi memohon,
Hitam pekat langit menghantui rasa
“aku rindu kau pekik batin ku menjerit”

Langkah binal rembulan lewati sisi
Gelap awan yang semakin menghitam
Haruskah rindu ini ku titipkan saja
Kepada burung malam itu..??

Oh..dewi surga,
Cepat bawa aku menuju alam nirwana,
Agar aku tak lagi tersiksa karena
Rindu yang mencekam ini

Temui aku bersama hangatnya tubuhmu





“Basa Basi”

Tak kenal maka tak sayang
Puah!!
Jijik aku mendengar pepatah itu!!
Pepatah zaman batu sewaktu
Musa masih tak pakai baju
Basi!!
Yang ada ketika mereka tau
Bagaimana aku, dan tidak
Sesuai dengan apa yang di harapkan,
Maka.., aku akan di lupakan begitu saja!!

That’s just a bull shiitt!!

Benar kata teman sastraku
Dunia ini penuh dengan orang-orang munafik
Pandai bermain kata dengan
bantuan buku panduan

Kita tak pernah tau apakah mereka
jujur dan tulus melakukan itu
Dunia non materi
Tempat dimana segalanya bisa terjadi
Tinggallah orang-orang dungu dan polos
Seperti aku yang harus kena getahnya

Dasar otak sapi!!
Mulutnya besar hatinya mati!!
Ku maki dirimu agar kau tau
Mulutku tak begitu kotor dari hatimu

Membual membuat perutku mual
Seakan menelan kotoran kadal!!
Sumpah!!!
Semua kotoran itu memuncrat dari
mulutmu yang membuat aku jijik seperti
Sperma menempel di rahimku..

Puaahh!!
Sudahlah, aku semakin mual di buatnya
Maaf saja jika kau pernah melakukannya!!



“Dimensi Cakrawala”

Dunia seolah tak pernah kehabisan kata-kata
Tenggelamkan aku kedalam inti bumi,
Ikuti naluri diri

Imaji kadang menipuku,
Mengkamuflase semuanya seakan
Patut untuk di ikuti

Sampai kapan rona jingga
Membekas di langit ku
Membludak kan isi kepala penuhi
Memory otak ku!!

Semuanya abu-abu saat surya
Paksakan untuk tersenyum

“Masihkan mereka mengenal aku??”

Aku rindu suara yang slalu berbisik
Di otak ku!!

Cakrawala mimpi
Bangkitkanlah jiwaku yang mati!!
Ku mohon

Aku rindu jejak Metamarfosis itu!!



“Televisi”

Kaca bening berwarna cerah itu
selalu mengalihkan mataku
Kotak segi Empat pemberi informasi..
Dunia fatamorgana tepat di hadapanku..
Memberikan gambaran sisi lain dari kehidupan..

Corak ragam budaya,
Sekan eskseklopedi penghibur raga
Entah nyata atau semu,
Semua ada di sana

Itulah dia tivi 21 inc ku
Tempat segala informasi jasa ku dapatkan!!
Tak perlu terpedaya
80 % isinya kebohongan,
10 % kebenaran
5% kebodohan,
Dan sisanya hanya hiburan

Hahhaha!! Aku merasa terhibur
“sebab filmnya lucu seh!!”
Dasar bodoh…!!




“Sajak ketika Hujan”

Jarum - jarum langit itu kembali menghujam bumi
Menghempaskan gema, menimbulkan suara gemericik

Semakin lama suaranya mengalun seperti nada-nada
Yang membuat tentram
Hening, seperti lagu mars’ kehampaan..

Awan bergulung tebal, di selah kilat yang menyambar
Ada apa ini ? aku bertanya kepada hati kecil ku!!

Air dari langit itu membuat sebagian dari hati ku pilu,
Pilu dengan rasa sakit yang menderu

Oh hujan, biarkan aku menangis ikuti tarianmu
Agar aku bisa lepaskan beban yang mengikat ini

Biar saja air mata ku jatuh sebelum hujan mu redah
Biarkan lah, aku ikuti tarianmu




“Perempunku”

Tak kala surya menyinsing
Ingatan ku kepadamu semakin kuat
Ketika bulan berlabu
Sebagian dari hati ku hanyut
dalam samar wajahmu
Dan ketika pekat malam menghantui rasa
Anganku di penuhi banyang tentang dirimu

Kaulah wanita yang selalu hadir dalam mimpi ku
Mensimbolkan wujud dari harapan dan impian ku

Kau adalah cahaya yang menerangi sisi gelap hidup ku
Melengkapi segala kekurangan ku
Serta sanggup membuat ku merasakan cinta
Yang sempurna dari dalam diriku

Entah apa jadinya aku tanpa dirimu
Hampa!!!




“Parasit”

Aku seperti ketombe di rambutmu,
Hitam ada cahaya itulah aku

Aku juga seperti jerawat di wajahmu,
Bintik kecil merah penghias pipimu
Aku kadang ada di memory otak mu,
Lalu hilang dan pergi lagi

Aku lah bintang penghias malam mu,
Tugas ku hanya satu,
Pengganggu nyeyak tidur mu

Aku lah parasit dalam hidup mu
Perlahan berbagi nafas dengan mu
Aku ada bukan untuk menikmati rasa jemu mu,
Tapi mencoba untuk melengakapi mu

Semoga aku selalu ada di hatimu,
Hingga nafas meracuni tubuhmu
Itulah aku sang parasit dalam hidupmu




“Multiple Sclerosis”

Ini bukan tentang sajak-sajak yang indah
Juga bukan tentang prosa-prosa yang bahagia
Tapi ini tentang sebagian hati yang luka
Luka dari jiwa yang menganga

Tak ada tempat mengadu,
Hanya simbol diri yang menderu,
Sebagian luka, sebagian duka

Untuk apa lagu yang bahagia,
Jika maut sudah di ujung mata
Tak ada temapt merdeka,
Kecuali berpasrah saja

Malang tak dapat di tolak,
Untung tak dapat di raih
Lupakan semua rasa,
Kembali berserah diri

Detik waktu tak lama lagi,
Multiple Sclerosis hantui diri
Selamat tinggal puisi-puisi
Dunia abstrak tempat ku kembali




“Biografi”

Ketika rasa takut memojokkan mu
Berbaringlah sejenak
Lalu katakan pada hatimu
Esok pagi aku akan baik-baik saja

Ketika ke khawatiran menggrogoti jiwamu
Pejamkan lah matamu
Bawa aku kedalam hatimu
Aku tau.., tak semua bisa merasakan itu

Dan ketika rasa tak berdaya terus mengahantui mu..
Cobalah untuk tersenyum

Jangan pernah berfikir untuk mendapatkan sesuatu
Tapi, cobalah untuk melepaskan sesuatu
Please install end Restart your Mind
Hari ini adalah sebagian anak dari tangga
Untuk hari esok

Lakukan yang terbaik jika itu menurut mu benar
Tapi jangan terlalu percaya kepada dunia
Sebab semuanya Relatif!!




“Mahabrata”

Menunggu tertatih diantara harapan dan kepastian
Ada aku di selah segitiga bermuda
Kapan dan dimana tak terdengar riak gelombang
Yang ada hanya Filosofi tentang kehidupan!!

Kasih tak mengharapkan Imbalan
Karna kasih itu sendiri adalah imbalan
Kebahagian yang kau peroleh saat mengasihi
Itulah imbalan dari kasih

The Great of Arjuna
Sang Lembayung dari khayangan!!

“Sangkan paraning Dumadi.., tan kena kinaya ngapa!!”
Perjalanan panjang Bhima menuju Dewaruci
“ngelmu sangkan paraning Dumadi!!”
Hidup tak seluruhnya tentang penantian!!




“Jengah Bercinta”

Tak ada lagi gairah untuk bercinta
Bahkan Iblis pun mengaku kalah
Seluruh emosi lenyaplah sudah
Seperti habis selesai bersegamma

Bulir-bulir surga tak bisa lagi
mengajak aku berdansa
Kecupan-kecupan membara
bias sirna entah kemana

Banyak rasa berkecambuk di dalam dada
Meninggal kan bekas rasa Jengah!!

Mati sudah Indrabhrata
Hilangkan prana-prana pada Arjuna
Dan kemudian aku pun
Hilang di telan hampa
Tanpa bisa mengecap rasa cinta

“Apakah Jengah memproteksikan semua rasa?”




“Sorga Kita”

Ku kirimkan rinduku melalui secarik kertas
Ku ukir dengan tinta berwarna Emas
Di saksikan oleh hembusan angin malam
Yang menderu lewati batas Imajinasiku

Rinduku tak bisa terbendung lagi
Aku ingin cepat temui sang mentari
Agar aku bisa memelukmu
Dengan seganap jiwaku

Biarkan aku nikmati putik-putik mekar bungamu
Menelusuk disetiap raungan sukmamu
Menjadikan sorga-sorga hitam berwarna seperti pelangi

Tak ada pekat malam yang menyerubungi matahari
Saat semua terang, aku dan kamu di dalam sorga
Sorga bagi orang-orang yang terluka!!




“Luka di Balik Mesiu”

Luka bakar dan letupan mesiu
bercampur dalam satu atmosfir gedung
Glegar bumi bergunjang
Patahkan seluruh jiwa
Asap hitam dan bercak darah
Masih pekat menjadi penghias
dinding yang bisu
Sampai kapan kebencian
memakai nama Tuhannya!!
Tak ada yang tau apa di balik
bubuk-bubuk mesiu itu

Jiwa-jiwa yang dungu harus hilang!!
Idealisme berganti menjadi pedoman yang keliru
Keyakinan-keyakinan tak pernah pandang bulu
Menyerang siapa saja, karna
Ke Relatifan tak pernah diajarkan
Untuk saling menghargai

Kemunafikan selalu menutupi malu
Malu untuk menyatakan ketidak-adilan!!
Dan pada akhirnya,
Selalu ada yang mengatur semuanya
Sebab,
Matahari tak pernah telat
Untuk menampakan diri
“Apakah Itu Tuhan!!”




“Tak Terpahami”

Detik waktu jembatani aku’ Lewati khayalan
Ada sesuatu di dada ini yang tak bisa
Aku terjemahkan dengan bahasa
Apa pun di dunia ini
Tak ada yang tau
Hanya aku dan rasa sakit itu

Waktu terus berputar tinggal kan
Luka tepat di ulu hati
Rindu yang secuil ini bisa membunuh ku!!
Lemparkan aku ke lubang tanpa dasar!!

Ahh, aku tak mau mati konyol
Karna rindu ini
Tapi kemana harus mengadu
Hatinya telah tersayat karena ke Egoisan diri

Haruskah aku bersujud kepadanya,
Atau ku biar kan saja rindu ini
Mencabik tepat dihatiku!!

Selalu saja tak tak ada yang mengerti
Sebab rindu memang tak bisa terpahami!!




“WakTOe”

00.00.. Awal dari segala awal
01.01.. Satu langkan menuju awal
02.02.. Langkah awal menuju gelap
03.03.. Perlahan tertati menuju bias
04.04.. Melaju pelan menembus batas
05.05.. Ada terang di ufuk Timur
06.06.. Akhir dari mimpi yang panjang

Selamat pagi Dunia!!
Biarkan aku ukir guratan-guratan
Di lehermu,
Agar tak ada kebohongan di hatiku!!

Aku tak butuh udara mu!!!




“Rasa Rindu”

Bantal guling nyaman dalam pelukan,
Selimut hangat tepat di atasnya
Aku terjebak di dalamnya tanpa bias
mengerti apa maunya hati

ketika ku pejamkan mata,
otak ku meriview kejadian tadi sore

owh, betapa syahdunya ketika
kau melumat bibir ku
dekap erat tubuhmu membuktikan
rasa cinta ku pada mu

kini fram-fram kenangan itu
tumpah ruah di benak ini
mengisyaratkan sesuatu
yaitu, Rasa Rindu

sumpah!!!, aku benar-benar
rindu kamu malam ini huns!!

Berdoalah semoga kita dapat
Bersama, selamanya




“Cupid”

Gadis kecil bersayap itu tak jemu
temani aku di atas rembulan
untaian melody dari harpanya
melantun merdu di tengah
angin kesepian
memaksa masuk dari kisi-kisi
jendelah kamarku, usik hati
untuk bernyanyi tentang kesendirian

inilah Existensi dari kerinduan!!
Wujud nyata aku yang kesepian!!

Apakah engkau pernah merasakannya??

Aku rindu sentuhan jemari-jemari itu
Yang datangnya tak pernah diundang
Dan perginya tak pernah dirancang

Aku tak ingin hanya diam
Ketika matahari dan Rembulan
Mengejek ku dalam kehampaan..

Yang aku ingin hanya titik terang..
Sudihkan kiranya kita berbagi beban?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar