Rokok, rokok, rokok!! Suara itu semakin menjadi-jadi dari dalam otakku, kopi pahit, rokok filter, racikan yang pas!! aku berguman puas. Seperti kata mbah Surip, jika mau bruntung hidup di dunia ini, kurangi tidur banyakan ngopi dan nyandu. Jah!! benar-benar argument yang ngaco. (hahak.)
Malam itu semakin larut, tapi rasa ngantuk tak kunjung datang. Hampir 4 jam aku terpaku didepan layar komputerku. Tak tau mau menulis apa. Aku bingung. Kuping pake’ hearphone kepala angguk-angguk tak mau diam ikuti suara musik yang keluar. Bosan!! akhirnya aku keluar mencari udara segar. Rasa penat menghibur hati ku yang galau. Kembali asap putih itu meracuni paru-paru ku. Ingatan adegan film syiur yang baru ku tonton di dalam komputer ku tadi tambah membuat aku pusing. Ahhhkkk!!! Tambah kacaw saja aku ini.
Aku duduk diblangkon teras rumahku, hari sudah pukul setengah satu malam. Jemu!! bosan!! sedikit aku menggerutu di dalam hati. Udara yang dingin mulai menggerayangi aku. Mau ambil jaket tapi malas kembali ke kamar. Aku kembali termenung seperti patung, tatapan tajam kedepan, pikiran melayang-layang entah kemana. Semakin lama aku termenung, semakin tak nyaman aku didisini. Aku merasakan ada yang mengintaiku sejak dari tadi. Celingak-celinguk aku menoleh kiri dan kanan, tapi tak ku temukan apa-apa. Pas ku toleh ke atas, ehh ternyata ada rembulan yang mengintai ku dari kisi-kisi awan yang pekat. Termagu aku menatapnya. Aku tersenyum pelan. Seperti orang gila, aku merasa dapat berkomunikasi dengannya. Aku ngakak, ternyata aku benar-benar sudah gila. (beuh)
Nyala api dari pemantik kembali mengahantarkan kepulan-kepulan asap yang keluar dari sebatang rokok ku yang terakhir itu. Ku hisap dengan perlahan dan begitu dalam hingga kepalaku agak pusing. Aku tak tau mengapa aku begitu nyandu dengan tembakau ini. Sampai-sampai pusing aku kalo’ persediaan ku ini habis. Tapi sudahlah bukan itu yang mau ku bahas. Yang terpenting sekarang bagaimana caranya keluar dari kepenatan yang sudah melanda diriku sejak satu minggu terakhir ini. Ya, sudah satu minggu ini aku uring-uringan di dalam kamar. Ibu dan semua saudara-saudaraku ku acuh kan saja. Entah apa aku muak lihat muka mereka atau aku telah kena syndrom kepenatan dalam rumah tangga. Jah, bahasa dari mana pula itu!!. pokoknya intinya aku muak lihat tingkah laku mereka titik!!. (aneh)
Bising aku dengar ada suara dari atas langit, suaranya mengganggu konsentrasi ku, aku benar-benar terganggu dengan suara itu, aku marah!! lalu dengan kesal aku ambil senapan angin berikut pelor’nya. Ku bidik lalu ku tembakan ke atas langit. Duusshhh!!. ada sesuatu yang jatuh dari atas sana. Sesuatu itu ter’kelepak-kelepak tak berdaya dengan berlumur darah. Aku puas!! ada rasa bangga dalam diriku. “Mampus kau burung setan!! siapa suruh teriak-teriak ditengah malam, bikin orang kesal saja!!” ku maki dirinya dengan sumpah serapah!! lalu ku tinggalkan dia dengan keadaan koma. (sadis)
Sekarang aku telah kembali ke dalam kamar. Masih di depan layar komputer, ku nikmati alunan musik rock melalui hearphone itu. Sesekali tangan ku lincah memainkan mouse membuka file-file terlarang tapi tak lama, ada sesuatu yang menggangu pikiran ku. Aku tak tau juga, yang pasti aku merasa aneh malam itu. Jika kau menebak perasaan bersalah karena aku telah membuhuh seekor burung malam, anda salah total. Aku tak pernah merasa menyesal melakukan apa pun, walau pun itu bentuknya penyiksaan kepada mahluk Tuhan. Aku tak pernah merasa menyesal, karna itu wajib di lakukan!!. wajahku tambah bringas.
Amarahku semakin menjadi-jadi, untung saja semua orang di rumah ini telah tertidur pulas, kalo’ tidak mungkin sudah ku bidik satu-satu seperti burung sialan itu. Aku semakin tak tenang.
Aku mundar-mandir di depan lemari pakaianku. Sedikit berkaca melihat postur tubuhku yang tak biasa. Mataku cekung, mukaku pucat, badanku kurus kerempeng seperti gembel tak terurus. Aku merasa bukan aku yang terlihat didalam cermin itu. Lalu ngoceh sendiri layaknya dua orang yang sedang berinteraksi. Entah apa aku sedang mabuk atau benar-benar sudah gila. Gubbrakkk!! Ku pecahkan cermin itu dengan tangan kananku lalu robohkan lemari pakaian itu dengan sekuat tenaga ku. Aku tak bisa lagi mengontrol amarahku. Meja komputer yang masih menyala ku angkat dan ku lemparkan ke kaca jendela hingga menghasilkan bunyi gaduh sampai kerumah tetangga. Aku marah!!, tapi tak tau marah kepada siapa!!. tetangga dan semua keluarga ku terjaga dan kini telah berkumpul didalam rumah. Mereka semua bertanya-tanya, apa yang sedang terjadi kepadaku. Mereka ingin memaksa masuk dengan cara mendobrak dari pintu kamar yang sengaja aku kunci,tapi tak berhasil. Ada juga yang mencoba mengintip melalui jendela kamarku, tapi tak berani dekat-dekat karna aku sedang memegang senapan angin. Keadaan semakin kacaw.
Suara-suara dari keluargaku membujuk aku agar tak berbuat kegabah. Nasehat-nasehat mereka terdengar samar ditelinga ku. Aku masih mundar-mandir didalam kamar itu dengan senapan angin yang siap diletuskan. Aku berteriak menyuruh mereka semuanya diam!! otak ku kini berputar-putar, ada suara-suara aneh yang berasal dari kepalaku. Aku tambah pusing, seakan semuanya berputar-putar, lalu aku jatuh kelantai. Kedua tanganku mencengkram kepalaku, menarik-narik rambutku sehingga rontok sebagian. Ku hantukan kepalaku ke lantai beberapa kali untuk menghilangkan rasa sakit itu. lalu aku merasa ada air yang keluar deras sekali dari ubun-ubun ku. Ya, darah segar memuncrat seperti sperma yang keluar dari batang penis. Kepala ku berdarah, aku mulai pusing.. Lalu beberapa detik kemudian aku tak sadar lagi.
Aku benar-benar tak mengerti apa yang sedang terjadi, sehingga pas aku sadar aku telah berada di salah satu pohon besar di depan rumah ku dengan bekas luka tembakan tepat di dada sebelah kanan ku. Pagi itu waktu aku kembali kerumah semua tetanggaku berkumpul. Ada yang histeris sampai pingsan. “Bukankah kamu semalam bunuh diri, jadi siapa yang di rumah sakit itu!!”. Semua orang lari tunggang langgang melihat ku.
Ibuku memelukku dengan erat lalu membisikan sesuatu ke telingaku. Kata Beliau, semalam aku di larikan kerumah sakit, dengan infus dipergelangan tangan dan perban melingkar di kepala ku. Untuk beberapa saat aku dinyatakan koma lalu dokter memberi kabar bahwa aku telah meninggal dunia karna banyak kehabisan darah. Aku bengong dan kembali memeluknya erat.
***
06.30 WIB Suara telpon berdering..,
“Halo, keluarga Ibu Sukma, saya dokter Broto, saya hanya mau mengabarkan, bahwa Jenazah Niko telah hilang, dan anehnya berganti dengan bangkai seekor burung gagak, maaf saya tidak mengerti apa maksudnya. Tapi ini benar-benar nyata. Terima kasih”
Tut..tut..tut---
16Agust09
03.47WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar